Dari Balik Kemilau Juara Bright Star Announcer 2025

Foto : Peserta Bright Star Announcer 2025 bermain games di panggung.

“Itu adalah sebuah eksperimen, sungguh,” ujar Christopher Lydon, mantan jurnalis New York Times dan National Public Radio di Amerika Serikat ketika diwawancarai Ben Hammersley, wartawan The Guardian, tahun 2004.

“Segalanya murah. Peralatannya tersedia. Setiap orang telah mengatakan siapa pun bisa menjadi seorang publisher, setiap orang bisa menjadi seorang penyiar.”

Bersama VJ MTV Adam Curry, Lydon menciptakan iPodder, sebuah program yang mengirimkan siaran radio internet dan konten audio lainnya kepada iPods.

Lydon membuat siniar (podcast) pertama di dunia ketika merilisnya di tahun 2003 dengan nama Radio Open Source. Saat itu belum ada istilah “podcast”.

Istilah “podcast” baru diperkenalkan Ben Hammersley pada Februari 2004 dalam artikelnya di Guardian tentang fenomena audio blogging yang sedang berkembang. Kata “podcast” merupakan gabungan kata “iPod” dan “broadcast”.

Konten yang dianggap siniar sesungguhnya baru muncul di tahun 2004 oleh Curry dengan nama The Daily Source Code.

***

Foto : Andreas Prasetya, salah satu speaker dalam acara BSA 2025.

Data dari salah satu laporan program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) GNFI Batch 7 dengan topik Applied Data Analyst & Visualization for Digital Journalism menunjukkan “71,6% anak muda Indonesia dalam rentang usia 17—24 tahun yang secara rutin mendengarkan podcast.”

“Mayoritas dari total survei, kalangan mahasiswa menduduki peringkat paling atas (50,2%), diikuti oleh 34% pelajar. Sebagian besar juga terdiri dari fresh graduate, wiraswasta, pengusaha, bahkan beberapa profesional muda lainnya.”

Pada program yang dihelat Good News From Indonesia (GNFI) tersebut, survei melibatkan 233 responden pada periode 25 Oktober – 17 November 2024 yang dilakukan secara online.

Fokus utama survei adalah memahami pola konsumsi dan preferensi anak muda dalam hal mendengarkan siniar (podcast).

Salah satu catatan kunci dari ringkasan Digital News Report 2024 menyebutkan, “Siniar berita menyisakan sebuah titik cerah bagi para publisher yang menarik orang muda, pendengar yang berpendidikan baik.”

Namun sayangnya, itu sebuah aktivitas yang masih minoritas secara kuantitas.

Data 20 negara dalam laporan tersebut menunjukkan 35% responden mengakses siniar setiap bulannya. Sebanyak 13% di antaranya mengakses konten yang berkaitan dengan berita dan peristiwa.

Data di atas menunjukkan, media digital berbasis suara masih ‘hidup’ dan punya segmen pendengar dari kalangan anak muda.

***

Foto : tim A-Radio berfoto bersama dengan peserta.

A-radio, salah satu kegiatan kemahasiswaan dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta mengadakan acara puncak Bright Star Annoucer (BSA) 2025 di aula Sekolah Santo Yakobus, Kamis, 12 Juni 2025.

Pada gelaran BSA 2025 ini, sejumlah peserta didik dari beberapa sekolah lain juga turut hadir untuk mengetahui hasil penilaian para juri lomba siniar.

Hasilnya, pada kategori individu, juara 1 dan juara 2 diraih oleh Sharron Widjaja dan Joycelyn Florencia. Mereka merupakan siswi SMA Santo Yakobus. Sedangkan juara 3 diraih Andini Widianingsih dari SMA 3 kota Tangerang Selatan. Siniar terfavorit adalah karya Skolastika Nathania.

Pada kategori tim, Coffee and Teas Podcast menyabet juara 1. Sedangkan Podcast Asoy meraih juara 2. Kedua tim siniar ini berasal dari SMA Santo Yakobus. Cape Podcast dari SMA Kolese Gonzaga menempati juara 3. Sedangkan siniar terfavorit adalah karya RaMaKe Talks Podcast.

***

Foto : Foto bersama pemenang lomba kategori tim.

Zefanya Mikaela dan Ni Nyoman Citra berada di balik Cape Podcast. Pada siniar yang ditayangkan di kanal Youtube, Cape Podcast membahas isu memperjuangkan cita-cita yang selaras dengan passion.

Zefanya cerita, bersama Citra, dirinya mencari tema yang bagus dan menarik dari berbagai siniar.

“Jadi kayak gimana kasih informasinya, dibawa santai juga. Jadi audience yang dengar akan lebih paham,” kata Ze.

Citra pun menambahkan, tujuannya agar isi siniar tetap serius sekaligus santai dan menarik.

Berbeda dari kedua siswi SMA Kolese Gonzaga ini, Andini Widianingsih dari SMA 3 Tangerang Selatan yang menyabet juara 3 di kategori individu justru punya tantangan lebih teknis.

Andi melakukan sesi rekaman suara di rumah. Alhasil, perkara suara menjadi tantangan tersendiri.

“Kalau di rumah, ada banyak orang rumah. Jadi kadang ada suara mereka masuk,” ujarnya.

Solusi paling masuk akal dan realistis bagi Andi adalah dirinya rekaman saat tengah malam. Pada waktu itu, semua anggota keluarganya sudah terlelap dan ia bisa merekam suaranya dengan tenang. Tidak ada suara lain yang ikut terekam.

Tantangan kedua yang Andi temui adalah ia harus membuat poster yang menarik. Menurutnya, poster yang menarik akan memancing orang lain untuk penasaran dan akhirnya mau mendengarkan siniarnya.

***

Foto : MC saat mewawancarai Andini yang meraih juara 3 dalam kategori individu.

Bagi Zefanya, BSA 2025 merupakan lomba siniar pertamanya. Keikutsertaannya memberikan pengalaman baru.

Sedangkan bagi Citra, mengikuti BSA 2025 berarti menambah pengalaman dan kenalan. BSA 2025 memang bukan lomba siniar pertamanya, namun tetap saja, baginya berkompetisi di BSA 2025 memberikan kepuasan tersendiri baginya.

“Kalo aku sendiri jadi senang karena dapat teman baru. Relasinya jadi tambah luas. Selain itu, sama seperti Citra juga sih, untuk kepuasan pribadi,” kata Andi.***