Coba-coba itu Harus Tekun!

Foto : Para peserta didik kelas 7 mengikuti program masitung.

5 Agustus 2025. Pagi itu kelas 7D tampak hening. Setiap peserta didik tampak sibuk dengan lembaran kertas di mejanya masing-masing. Sesekali hanya terdengar goresan pensil dan penghapus.

Wajah mereka serius. Dahi pun berkerut. Beberapa wajah tampak semakin mendekat dengan lembaran kertas di atas meja. Isi lembaran kertas yang sedang dikerjakan adalah beberapa soal matematika.

Penilaian harian? Awal Agustus masih terlalu dini untuk sebuah penilaian harian. Mereka sedang mengerjakan soal matematika dalam program matrikulasi berhitung (Masitung).

“Kalau pribadi dari aku, aku emang lumayan bisa sih matematika,” ujar Ashley Xerafina Rumawas ketika ditemui di luar kelas seusai mata pelajaran matematika, Selasa (5 Agustus 2025).

Meski merasa cukup percaya diri, Ashley juga mengakui, yang paling susah dari soal matematika tadi adalah mengurut pecahan dari kecil ke besar.

“Karena waktu itu belum dijelasin cara mengerjakannya. Tapi setelah mengerjakan soalnya dan dijelaskan Bu Rosa, lama-lama ngerti,” ucap Ashley sembari tersenyum.   

Setelah menjalani program masitung ini, Ashley merasa lumayan senang karena soal matematika yang dihadapinya bercampur. Ada yang mudah namun ada pula yang sulit.

“Yang susah itu menantang. Jadi lumayan seru juga!”

Foto : Ashley, salah satu peserta didik di kelas Masitung.

Program masitung

Program masitung berlangsung sebanyak 3 kali pertemuan bagi kelas 7 di SMP Santo Yakobus. Durasi setiap pertemuan adalah 3 jam pelajaran.

Pertemuan pertama berisi tes diagnostik. Pada pertemuan ini, peserta didik belum belajar materi pelajaran. Yang dilakukan hanyalah mengerjakan soal matematika yang sudah mereka pelajari di tingkat sekolah dasar.

Pertemuan selanjutnya, peserta didik diingatkan kembali perihal materi pelajaran itu.

“Jadi saya mencoba mengingatkan kembali. Ini lho caranya. Aaah.. mereka mulai ingat,” ujar Rosa Sari Siswandari, guru matematika kelas 7 SMP Santo Yakobus.

Pada pertemuan ketiga, mereka mengerjakan tes ulang dengan materi yang sama.

“Kami ambil bilangan bulat, bilangan pecahan dan penerapannya dari soal cerita,” ucap Rosa.

Perihal soal cerita, Rosa menjelaskan, dirinya ingin mengetahui kemampuan membaca para Yakobian muda dan menerapkannya dalam bentuk matematika.

Dari hasil masitung ini, Rosa akan mendapatkan gambaran kemampuan peserta didiknya. Dengan demikian, dirinya tahu harus mulai melangkah dari mana.

“Apakah mulai dari 0 atau malah melangkahnya dimulai dari 2. Artinya, kami bisa 2 langkah lebih awal. Itu semua kita lihat dari kemampuan anaknya,” ungkap Rosa.

Foto : Catatan salah satu peserta didik saat mengerjakan soal masitung.

Coba-coba

Ditemui usai mengikuti program masitung, Jordan Chen merasa senang dan bersemangat setelah program ini selesai. Menurutnya, dengan program ini, ia bisa belajar banyak materi matematika.

Ketika ditanya apakah ia menyukai matematika, ia mengaku, dirinya tidak terlalu menyukai matematika.

“Tapi saya suka belajar,” ujarnya singkat.

Sementara itu, Ethan Sancho Chandra, teman satu kelasnya, berpendapat, program masitung ini membuatnya bisa belajar bersama teman-teman.

Bagi Ethan, mungkin saja materi pelajaran matematika akan menantang di minggu-minggu mendatang.

Baik Jordan dan Ethan, tantangan belajar matematika bisa jadi perkara suka tidak suka dan materi di pertemuan mendatang akan lebih sulit. Tapi itu bukan alasan untuk menyerah.

Perihal materi pelajaran yang menantang, Ashley punya pendapat yang lebih lugas. Baginya, soal yang susah adalah sebuah tantangan.

“Jadi aku komitmen untuk selesaikan soalnya itu dan dapatkan jawaban akhir,” tegas Ashley.

Lantas bagaimana caranya bisa tetap berusaha menemukan jawaban?

“Caranya itu coba-coba saja. Kalau misalkan salah, itu juga gak apa,” katanya sembari tersenyum ringan.

Mungkin saja soal tidak bisa dikerjakan lantaran lupa caranya bagaimana atau belum pernah diajarkan. Atau, bisa jadi soal yang rumit itu tidak bisa kita kerjakan.

“Ya coba-coba aja berbagai cara,” ujarnya kembali sambil tersenyum simpul.

Jawaban sederhana dari seorang Yakobian muda yang belum lama lulus SD. Kesederhanaan jawaban itu bukan tanpa isi. “Coba-coba” bukan berarti tanpa olah pikir. “Coba-coba” di sini mengandung upaya serius tanpa putus asa.

Tips yang serupa juga muncul dari Rosa. Ketika terasa sulit belajar matematika, ia hanya bilang ke para Yakobian, “Tekun saja!”

Sebagai guru, Rosa mengakui, potensi setiap anak berbeda-beda. Tidak semua anak punya kemampuan matematis yang tinggi.

“Tekun saja. Dengan tekun, pasti bisa!” tegas Rosa.

Foto : Peserta didik mengumpulkan hasil pengerjaan masitung untuk di evaluasi.

Ketekunan

Ketekunan dalam belajar merupakan salah satu kontekstualisasi salah satu nilai GREAT, yaitu Excellence.

Para Yakobian yang menghidupi nilai Excellence ini senantiasa menjadi pribadi yang punya kemauan belajar yang kuat. Rasa ingin tahunya besar. Ia mau belajar dan terbuka terhadap hal baru. Ia pun mampu berfikir logis, kritis, kreatif, inovatif dan visioner.

Tanpa kreativitas dan inovasi dalam berfikir, ia tidak akan mampu “coba-coba” menemukan jawaban hingga tuntas.

Jadi, ingat ya… kalau coba-coba itu harus tekun!***